Welcome

Bismillah ar-rahman ar-rahim
Assalamualaykum wr wb

Site ini berisi tentang prinsip universal dalam mengejar kekayaan,
diambil dari buku "Running to Riches" karya Didik Wijaya

Selamat membaca

Note: Cara membacanya anda bisa lihat dari categori
bagi yang ingin memiliki bukunya bisa di cari di toko buku di kota anda
bagi yang ingin membeli secara online. silakan hubungi www.escaeva.com
bagi yang ingin mendownload silakan klik disini

Thursday, May 1, 2008

Running To Riches BAB 9

Bismillah ar-rahman ar-rahim

Running To Riches

BAB 9
BEBASKAN DIRI ANDA
DARI BEBAN

“He is rich who owes nothing.”
- French Proverb


Anda tidak dapat berlari jauh apabila membawa beban. Anda juga tidak dapat
berlari lebih cepat bila membawa beban. Sebaiknya lepaskanlah beban Anda, jika
tidak Anda akan terhenti di tengah jalan.
Dalam mencapai kekayaan, wujud dari beban ini umumnya adalah utang. Uang
yang semestinya bisa Anda akumulasikan terpaksa harus digunakan untuk
membayar utang. Orang kaya bisa menjadi kaya karena mereka tidak memiliki
utang atau bisa mengatur dan memanfaatkan utang dengan baik.
Tidak ada seorangpun yang ingin terjebak dalam utang. Mungkin saat ini Anda
melihat diri Anda sendiri, dan bertanya “ Mengapa saya bisa berutang begini
banyak?” Awalnya kita lahir tanpa utang. Kita memulai hidup dengan kertas
putih. Kemudian diawali dengan keputusan yang salah, seperti keputusan
berinvestasi yang salah yang mengakibatkan Anda rugi besar atau kejadian yang
tidak terduga, misalnya ada anggota keluarga yang sakit dan Anda terpaksa
berutang. Atau bisa juga berawal dari kejadian biasa, yang mungkin tidak Anda
sadari.
Ambil contoh, Rudi, seorang lajang yang baru bekerja beberapa tahun, memiliki
penghasilan 5 juta per bulan. Cukup besar untuk dirinya sendiri. Rudi merasa membutuhkan kendaraan untuk membantu mobilitasnya. Ia mendatangi dealer
mobil. Semula ia hanya berencana untuk membeli mobil minibus yang standar
saja. Tetapi salesman membujuk dia untuk membeli mobil terbaru yang sedang
in. Dengan hanya membayar DP 10%, proses mudah, dan cicilan yang bisa
diangsur sampai 3 tahun akhirnya Rudi memutuskan membeli mobil tersebut.
Tidak cukup dengan itu, Rudi juga sekalian memborong berbagai asesoris untuk
mobil tersebut. Supaya lebih keren.
Dengan penghasilannya sekarang Rudi masih mampu membayar cicilan
dengan baik. Tahun berikutnya Rudi menikahi gadis idamannya. Untungnya
ada orang tuanya dan orang tua si gadis yang membiayai pernikahan. Untuk
membahagiakan keluarga, Rudi mengambil KPR. Saat ini Rudi berencana untuk
belum memiliki anak. Tetapi, tak disangka beberapa bulan kemudian istrinya
hamil. Rudi dan istrinya mulai rajin ke dokter. Tanpa disadarinya pengeluaran
keluarga bertambah. Mereka mengeluarkan banyak uang untuk biaya dokter,
membeli keperluan ibu hamil, dan keperluan bayi yang jumlahnya kalau ditotal
tidak sedikit. Saat itulah Rudi mulai merasa keteteran.
Semula Rudi dan istrinya berusaha agar persalinan berjalan normal. Namun,
tiba-tiba kondisi istrinya memburuk. Agar tidak membahayakan keselamatan
ibu dan anak, dokter meminta segera dilakukan operasi sectio caesar. Rudi tidak
punya pilihan lain. Untunglah bayi dan ibunya selamat. Rudi disodori tagihan
rumah sakit yang cukup besar, untunglah rumah sakit mau menerima kartu
kredit.
Hari-hari berikutnya, Rudi menikmati peran barunya sebagai ayah. Untuk
membuktikan cintanya pada anaknya, Rudi memborong berbagai perlengkapan
bayi, mainan, dan sebagainya. Lagi-lagi dengan kartu kredit. Perlahan tapi pasti,
Rudi tidak bisa terlepas dari kartu kreditnya.
Dari cerita di atas, kita dapat melihat bahwa kejadian biasa sehari-hari bisa
mengakibatkan kita terjebak dalam utang. Saat Rudi mengambil kredit mobil
dan KPR, berarti ia berkomitmen untuk memberikan penghasilannya selama
beberapa tahun ke depan. Ini berarti Rudi harus tetap memiliki penghasilan
minimal sebesar saat pertama kali mengambil kredit supaya bisa membayar
cicilan. Dengan bertambahnya anggota keluarga, pengeluaran pasti meningkat.
Bila Rudi tidak siap, solusinya ya berutang. Hal lain yang bisa mengakibatkan seseorang terjerumus hutang adalah banyak
orang yang tidak merubah gaya hidupnya, seiring dengan perubahan kondisi
kehidupan. Sebenarnya mereka dapat merubahnya tetapi menolak untuk
melakukannya atau tidak sadar atas apa yang dilakukan.
Rina dan Andi adalah karyawan salah satu perusahaan. Keduanya memiliki
penghasilan yang cukup masing-masing dan keduanya hidup mandiri. Mereka
akhirnya menikah. Karena peraturan perusahaan mengharuskan salah satu
dari pasangan tersebut keluar setelah menikah, akhirnya Rina keluar sambil
mengurus anak.
Setelah Rina dan Andi menikah, mereka bertindak seakan masih “single”.
Pengeluaran mereka tetap sama seperti sebelum menikah, padahal mereka sudah
tidak memiliki salah satu sumber penghasilan, karena Rina sudah keluar dari
pekerjaannya. Mereka tidak mengubah kebiasaan belanja mereka mereka sesuai
dengan kebutuhan keluarga baru. Mereka tidak sadar karena menganggap tidak
melakukan sesuatu yang berlebihan – karena memang mereka tetap melakukan
hal yang sama seperti sebelum menikah. Kondisi mereka sangat rawan, sehingga
untuk menutup besarnya pengeluaran mereka berutang.
Hal lain yang bisa membuat Anda terjerat utang adalah cara pandang Anda.
Pandangan Anda terhadap uang harus berubah terlebih dahulu. Banyak orang
yang walaupun penghasilannya bertambah tetap tenggelam dalam hutang. Hal
ini disebabkan banyak orang yang terlalu percaya diri pada kondisi ekonomi.
Mereka bekerja dengan baik sehingga percaya kecil kemungkinan mereka akan
kehilangan penghasilan atau pekerjaan. Keyakinan ini mendorong mereka untuk
membeli barang yang mereka pikir pantas mereka dapatkan, walaupun mereka
belum mampu membayar kontan. Alhasil, mereka membeli dengan berutang.
Mereka membeli mobil dengan cicilan selama 3 tahun. Mereka membeli furniture
dengan sistem bayar belakangan. Mereka membeli TV dengan bunga 0% selama
tahun pertama. Mereka membeli handycam, kamera digital, atau komputer
untuk anaknya dengan kredit. Apalagi sekarang prosesnya dipermudah. Kalau
beruntung bisa dapat bonus atau hadiah lagi. Tidak sedikit orang yang berpikir
waktu mengambil kredit bahwa mereka tidak membeli handphone seharga 5 juta,
tetapi sedang membeli handphone seharga 500 ribu per bulan.
Ingatlah bahwa dengan mendedikasikan uang Anda sekarang, bahkan uang yang belum Anda terima mengandung bahaya. Sekali saja terdapat interupsi
kemungkinan besar Anda tidak akan mampu membayar cicilan.
Jika Anda kehilangan pekerjaan, Anda dapat memotong biaya listrik, nonton
bioskop, makan di restoran, makan di café, tetapi Anda tidak dapat menghindar
dari kontrak utang jangka panjang yang sudah Anda tanda tangani.
Banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya telah berutang. “Saya tidak
berutang untuk membeli barang ini, saya mengambil kredit”. Pernyataan ini sering
diungkapkan banyak orang, bahkan nada suaranya kadang terdengar bangga.
Seakan-akan ada perbedaan antara kredit dan ngutang. Camkan baik-baik.
KREDIT = BERUTANG. Sama juga. Ini hanya masalah bahasa. Orang Indonesia
memiliki kebiasaan untuk menggunakan kata lain yang dirasa lebih halus artinya.
Seperti menyesuaikan harga BBM, sama saja artinya dengan menaikkan harga
BBM. Karena dirasa kata “utang” sudah memiliki konotasi negatif, digunakanlah
kata serapan asing “kredit” yang dirasa lebih modern dan elit.
Kalau Anda meminjam uang pada orang lain, baik itu pada tetangga, teman, bank,
lembaga kredit, toko, rentenir, dan harus mengembalikan tetap saja namanya
berutang. Mau pakai formulir apa saja, tetap saja namanya berutang.
Ingatlah KREDIT = BERUTANG.
Salah satu hal yang dapat menyamarkan arti utang adalah kartu kredit. Apakah
Anda sudah pernah menonton film horror berjudul Wishmaster karya Wes
Craven? Di sana diceritakan seorang jin yang mampu mengabulkan semua
keinginan manusia, namun sebagai balasannya jin tersebut akan mencabut
nyawa pemintanya. Kartu kredit bagaikan Wishmaster, sanggup mengabulkan
keinginan di saat kita tidak mampu membelinya secara kontan. Cuma siapkan
diri Anda untuk membayar tagihan atau cicilannya. Bagi yang tidak bijak
menggunakannya, akan terkena getahnya.
Apa sebenarnya kartu kredit itu? Perusahaan penerbit kartu kredit mengeluarkan
sebuah kartu yang memungkinkan customer untuk membeli produk dan
membayar belakangan. Semudah mendapatkan persetujuan aplikasi kartu kredit,
kartu plastik ini juga sangat mudah digunakan. Tinggal gesek. Bukan kartunya
yang hebat, tetapi nomornya. Anda juga bisa membeli produk di internet tanpa
menggesek kartu, cukup ketikkan nomor kartu. Perusahaan tersebut kemudian menagih penjual karena menggunakan layanan kartu kredit, walaupun biaya
tersebut kadang dibebankan juga ke konsumen. Untuk kenyamanan ini pelanggan
setuju membayar bunga. Besar bunga ditentukan oleh perusahaan penerbit kartu
kredit. Supaya pelanggan bisa menggunakan cara trendi ini kadang pelanggan
diwajibkan membayar biaya langganan tahunan.
Bunga kartu kredit cenderung lebih besar bila dibandingkan dengan bunga kredit
lain, seperti kredit rumah atau mobil. Bunga kredit untuk rumah cenderung
kecil karena rumah tersebut dijadikan sebagai jaminan. Jika Anda tidak bisa
membayar, Bank dapat mengambil rumah Anda dan menjualnya kembali.
Sama halnya dengan mobil. Namun mobil nilainya turun setiap waktu sehingga
bunganya lebih tinggi. Kartu kredit memiliki bunga lebih tinggi karena tidak
ada yang dijadikan jaminan. Untuk menanggung resiko yang besar tersebut,
perusahaan penerbit kartu kredit mau tidak mau harus memberikan bunga yang
lebih tinggi.
Salah satu aspek negatif menggunakan kartu kredit adalah Anda tidak merasa
kalau Anda membelanjakan uang beneran. Perasaan senang muncul saat
berbelanja. Anda tentu lupa bahwa jumlah yang Anda gesekkan sebenarnya
adalah uang beneran. Saat tagihan datang dan Anda harus membayarnya baru
muncul perasaan tidak nyaman. (Siapa sih yang senang membayar tagihan). Saat
membayar tagihan itu barangkali Anda sudah lupa bagaimana perasaan senang
Anda waktu menggesekkan kartu kredit.
Kadang kartu kredit memberikan reward dalam bentuk poin atau diskon
produk tertentu. Bahkan beberapa kartu kredit memberikan VIP member untuk
keanggotaan klub tertentu. Tapi jika Anda tidak menggunakan kartu kredit,
Anda tidak akan mendapatkan reward bukan? Jadi karena menginginkan reward,
Anda menggunakan kartu kredit (supaya tidak rugi). Susahnya Anda tidak
dapat menggunakan reward tersebut sampai level tertentu. Berarti, Anda perlu
menggunakan kartu kredit lagi. Lagi dan lagi. Itu berarti pengeluaran Anda
makin besar.
Kalau Anda ingin mengurangi pengeluaran, waspadai penggunaan kartu kredit
Anda. Penelitian menyebutkan bahwa orang cenderung lebih sedikit berbelanja
kalau menggunakan uang kontan, cek atau kartu debit daripada kartu kredit.
Kartu kredit sebaiknya dilihat sebagai cash management tool, bukan borrowing tool. Kartu kredit sangat berguna saat dalam keadaan darurat, misalnya ada
kecelakaan dan Anda harus membayar jaminan saat itu juga. Bagaimanapun
Anda tetap harus ingat bahwa kartu kredit bukan uang.
Setelah Anda membaca sampai sejauh ini Anda mungkin merasa seakan-akan
dalam buku ini, berutang adalah suatu momok yang menakutkan, dengan
demikian apakah kita tidak boleh berutang?
Boleh saja kita berutang. Pada kenyataannya banyak orang yang berutang tetapi
tetap aman-aman saja karena orang itu sanggup mengatur keuangannya dengan
baik. Yang berbahaya adalah orang yang tidak melihat kemampuan keuangannya,
sehingga utang bisa menjadi beban bagi kondisi keuangannya.
Pada beberapa kasus, berutang sangat dianjurkan. Terutama utang yang
diambil untuk keperluan produktif, misalnya untuk membangun bisnis. Jadi
dengan berutang Anda bisa menghasilkan lebih banyak daripada bunga utang.
Hal ini dinamakan efek pengungkit (leverage). Sedangkan utang yang hanya
digunakan untuk keperluan konsumtif mengandung bahaya, apabila tidak
melihat kemampuan keuangan sendiri. Utang untuk kegiatan bisnis pun bisa
mengandung bahaya, apabila bisnis yang dijalankan bersifat spekulatif.
Mungkin Anda bertanya-tanya apakah kita perlu menabung untuk membeli
barang-barang tertentu seperti perabot, elektronik? Dengan mudahnya aplikasi
kredit, tinggal serahkan fotocopy surat-surat penting, dalam hitungan menit
barang sudah ditangan. Apalagi dengan adanya kartu kredit, proses lebih cepat
lagi. Dengan bunga 0% di tahun pertama. Cicilan ringan dan boleh dicicil sesuai
kemampuan. Dengan membayar cicilan kredit, sama saja kan dengan menabung
untuk membeli barang? Memang kita membayar lebih mahal sedikit, namun kita
menikmati penggunaan barang terlebih dahulu, jadi tidak dirugikan bukan? Jika
menunggu tabungan mencukupi dulu kan lama.
Sekali lagi jawabannya berpulang pada diri sendiri, life is about making a choice.
Alasan tersebut di atas, bisa menjadi pembenaran. Tapi sebelum mengambil
kredit, tanyakan lagi apa tujuan Anda.
Misalnya Anda membeli barang seharga 5 juta rupiah. Jika Anda mengambil
utang tentunya Anda harus memberi bunga pada pemberi utang. Jika bunga dianggap 0% pun, biasanya harga barang merupakan harga premium. Mana mau
pemberi utang rugi. Dengan begitu Anda membayar lebih mahal dibanding bila
Anda membeli barang tersebut dengan kontan. Misalnya bunga utang yang harus
Anda bayar 20%, berarti Rp 1.000.000. Cukup besar. Tetapi tidak terasa untuk
Anda, karena pembayarannya dibagi dalam 12 bulan, 24 bulan, atau 36 bulan.
Jika uang Rp 1.000.000 ini Anda investasikan, dalam waktu 30 tahun dengan
asumsi bunga 10%, akan menghasilkan Rp 1 juta x 17,4494=17,4494 juta. Anda
kehilangan peluang sebesar 17,4494 juta untuk ditambahkan ke piala Anda.
Untuk itu Anda harus selalu waspada untuk menghindari jeratan hutang.
Prinsip utama untuk menghindari utang adalah berpegang pada prinsip menuju
kekayaan yaitu “hasilkan lebih banyak daripada yang Anda keluarkan” atau kalau kita
balik “jangan membelanjakan lebih dari yang Anda miliki”. Biasanya utang bukan
disebabkan oleh rendahnya penghasilan, tetapi lebih pada besarnya pengeluaran.
Begitu besarnya pengeluaran, sehingga Anda merasa penghasilan terlalu kecil.
Padahal, jika Anda mengelola uang Anda dengan baik, resiko terjerat utang bisa
diperkecil. Untuk itu hindari pengeluaran mendadak yang tidak terencana.
Namun orang yang sangat berhati-hati dengan keuangannya pun bisa jatuh
dalam kubangan utang, misalnya karena hal-hal tidak terduga, misalnya terjerat
kasus hukum, uang Anda ditilep oleh teman, anggota keluarga ada yang sakit
sehingga Anda harus berutang untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari.
Who knows.
Untuk menghindari hal ini, siapkanlah dana darurat. Minimal sebanyak 6 bulan
gaji Anda. Dana itu dapat digunakan dalam kondisi darurat, sehingga Anda
tidak perlu berutang. Siapkan dana darurat ini dalam rekening terpisah.
Seringkali ada situasi dimana Anda mau tidak mau terpaksa harus berutang.
Misalnya KPR atau kredit untuk biaya sekolah anak. Lihatlah kemampuan
keuangan jika mengambil utang. Untuk memudahkan gunakan rule of thumb,
besarnya cicilan yang harus Anda bayar (termasuk asuransi dan pajak) adalah
tidak melebihi 30% dari penghasilan Anda. Jadi misalnya Anda hendak membeli
rumah, setelah dihitung Anda harus mencicil melebihi 30% dari penghasilan.
Untuk itu Anda perlu mencari cicilan dengan bunga lebih rendah atau membeli
rumah yang lebih sederhana. Bisa saja Anda memaksakan diri untuk membeli
rumah dengan cicilan sebanyak sampai separuh dari penghasilan Anda. Tetapi
dengan cara ini Anda akan lebih mudah terjerumus bila ada interupsi di tengah jalan. Pertimbangkan juga biaya-biaya yang muncul setelah Anda memiliki rumah
misalnya pajak PBB, biaya perawatan rumah, dekorasi, furniture, perbaikan,
listrik, air, dll.
Dalam bab sebelumnya, Anda dipersilakan untuk tidak membuat anggaran.
Namun jika Anda berutang, apalagi untuk bisnis, BUATLAH ANGGARAN dari
penggunaan utang dan jalankan anggaran tersebut. Bagaimanapun itu adalah
milik orang lain yang harus Anda kembalikan, sehingga sudah seharusnya
Anda lebih teliti dan hati-hati dalam penggunaannya. Lebih-lebih jika Anda
menggunakan utang untuk bisnis. Sebaiknya Anda juga tidak berspekulasi
dalam investasi atau bisnis tersebut.
Utang bisa menimbulkan problem keuangan. Ada beberapa tanda-tanda bahwa
Anda memiliki problem keuangan atau dengan dengan kata lain Anda menuju
ke arah kebangkrutan, yaitu antara lain : (1). Anda tidak lagi memiliki tabungan
atau dana darurat. (2). Anda membayar keperluan sehari-hari dengan kartu
kredit. (3). Anda membayar tagihan dengan uang yang dicadangkan untuk
keperluan lain, misalnya pemeriksaan kesehatan terpaksa dihapuskan untuk
membayar utang. (4). Anda mulai program pengencangan ikat pinggang, dengan
menghapus pengeluaran tertentu, misalnya makan keluar, nonton bioskop, dll.
(5). Anda menggunakan kartu kredit untuk membeli barang yang biasanya Anda
beli kontan, seperti bahan makanan. (6). Anda mendekati kredit limit di kartu
kredit. (7). Anda menarik uang dari kartu kredit untuk membayar tagihan lain
dan (8). Anda mendapat telepon dari debt collector atau didatangi oleh penagih
utang
Yang tidak saya sukai dari utang adalah utang yang sampai menimbulkan
problem keuangan seperti di atas biasanya merembet ke hal-hal lain yang justru
tidak ada kaitan langsung dengan utang. Anda tidak akan bisa berpikir dengan
kepala dingin apabila ada debt collector yang datang. Saat itu pulalah muncul
pertengkaran di rumah tangga.
Jika Anda sadar bahwa Anda terjerat hutang, semakin cepat Anda bertindak
semakin baik. Jika Anda tenggelam dalam hutang, sulit untuk membuat
keputusan yang rasional ketika Anda khawatir. Kemungkinan stres dan depresi
sangat besar, dan ini akan mempengaruhi performa Anda dalam bekerja Apakah Anda ingin kaya? Keluarlah segera dari jeratan utang. Tidak hanya
terbebas dari utang, Anda juga akan mendapatkan sisa uang lebih yang
mestinya digunakan untuk membayar utang. Jika Anda tetap terperangkap dari
jeratan utang, berarti Anda membahayakan masa depan Anda sendiri.
Utang itu seperti pasir hisap. Semakin lama Anda berada di dalamnya semakin
susah Anda keluar. Salah gerakan sedikit akan menyebabkan Anda tenggelam.
Di bawah ini terdapat beberapa tips yang dapat Anda gunakan untuk
membebaskan diri dari utang yang melilit.
1. Bila Anda memiliki banyak kreditor, lunasi utang yang memiliki bunga
paling tinggi segera. Kalau perlu jual barang Anda, cairkan deposito,
perhiasan untuk melunasi hutang ini segera. Setelah kreditor dengan bunga
paling tinggi dilunasi, beralihlah ke bunga paling tinggi yang kedua. Dan
seterusnya.
2. Bayar hutang Anda dengan tabungan yang Anda miliki. Barangkali Anda
saat ini masih memiliki tabungan di saat Anda juga memiliki hutang. Hitung
berapa bunga bank, paling banter hanya 5%. Sedangkan bunga hutang
sampai 18-40%. Tidak masuk akal bila Anda mempertahankan tabungan
jika hanya digerogoti bunga hutang. Hati-hati tetaplah mempertahankan
sejumlah tertentu dari tabungan untuk dana darurat.
3. Gunakan utang untuk membayar utang. Namun jangan terjebak dalam
pepatah gali lubang tutup lubang. Beberapa bank saat ini banyak menawarkan
untuk memindahkan beberapa utang ke satu rekening kredit. Cara ini
efektif hanya kalau utang yang Anda pinjam lagi memenuhi beberapa
kriteria : jumlah pokok utang tidak melebihi dari utang lama dan utang
tersebut memiliki bunga lebih rendah dari utang semula. Perhatikan pula
bahwa ini adalah solusi sementara. Tujuan akhir Anda adalah menghapus
hutang. Jangan tergoda pada beberapa sistem kredit yang memberikan
bunga rendah pada periode tertentu, bahkan tanpa bunga, kemudian
meningkat secara signifikan selanjutnya. Hal bisa membuat Anda semakin
terjebak pada hutang.
4. Jangan bayar dengan cicilan minimum. Jika Anda membayar dengan cicilan
minimum mungkin Anda masih bisa tidur nyenyak. Enteng… Tetapi dalam jangka waktu lama Anda masih akan terjebak untuk membayar cicilan.
Sedangkan dalam waktu itu, kalau diinvestasikan uang tersebut sudah akan
berlipat-lipat nilainya. Ketika Anda membayar hanya cicilan minimum,
sisa utang yang lain akan ditambahkan bunga. Karena itu sebabnya lama
sekali melunasi dengan hanya cicilan minimum. Banyak orang memilih
pembayaran minimum karena berpikir akan menghemat uang, namun
sebenarnya adalah kebalikannya.
5. Jangan tambah lagi utang Anda. Jika Anda sulit mengontrol penggunaan
kartu kredit, pertimbangkan untuk menggantinya dengan kartu debit.
Anda juga bisa menyimpan kartu kredit di tempat tertentu selain di dompet
dan hanya digunakan untuk kondisi darurat. Jangan gunakan kartu kredit,
kecuali Anda memiliki cash untuk membayar tagihannya. Dan jangan
menambah kartu kredit lagi. Anda sebenarnya cukup hanya memiliki 1
atau 2 kartu kredit.
Jadi, sebisa mungkin lepaskanlah beban Anda. Berlarilah tanpa beban. Semakin
cepat Anda melepaskannya semakin baik. Memang kemungkinan akan
membutuhkan waktu lama untuk melunasi hutang Anda. Bebas dari hutang
sama seperti seperti Anda berlari, setapak demi setapak.

0 comments:

  © Blogger template 'A Click Apart' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP  

User-Agent: * Allow: /